Pendahuluan 
Selama manusia mendiami bumi, selama itu pulalah manusia membutuhkan  energi bagi kehidupannya. Konsumsi energi oleh manusia selalu bertambah  seiring dengan bertambahnya penghuni bumi dan meningkatnya  kemampuan  teknologi manusia. Dengan kemampuannya manusia selalu mencoba mencari  alternatif-alternatif penyelesaian dalam persoalan keberlangsungan  hidupnya termasuk dalam sektor energi.
Salah satu impian para ilmuwan dan teknologi adalah bagaimana  mencontoh reaksi fusi yang terjadi di matahari, di muka bumi sebagai  sumber energi. Untuk mendapatkan tipe reaksi yang berlangsung di  matahari dalam suatu “mesin energi” di bumi merupakan mimpi sejak awal  petualangan nuklir untuk energi. Solusi yang kelihatannya lebih mudah  adalah melakukan penggabungan 2 isotop hidrogen, deutrium (inti yang  mengandung 1 proton dan 1 neutron) dan tritium ( 1 proton dan 2  neutron).
Masalah yang muncul adalah bagaimana mendapatkan panas yang cukup  tinggi agar deutrium dan tritium dapat bergabung (fusi), bagaimana  mengontrol reaksi-reaksi fusi tersebut dalam kondisi diadaptasikan  dengan eksploitasi industrial. Bagaimana panas yang telah diperoleh  dalam kondisi plasma dapat dipertahankan agar reaksi terus berlangsung  sambil melepaskan energi yang dapat bermanfaat?
Plasma Tokamak
Plasma merupakan campuran partikel-partikel bermuatan, maka plasma  dapat dikontrol oleh medan magnet.  Medan magnet yang sesuai akan dapat  digunakan untuk mengurung plasma dengan kerapatan yang cukup tinggi dan  kesetabilan energi dengan waktu yang cukup panjang. Untuk pengurungan  plasma dengan medan magnet yang terkemuka saat ini adalah teknik Plasma  Tokamak (tokamak suatu akronim bahasa rusia dari “toroidalnya kamera  ve magnetnaya katushka” = ”toroidal chamber with magnetic coil”.   Teknik ini diusulkan pertama kali oleh dua fisikawan Rusia,  keduanya  pemenang hadiah nobel Andrei Sakharov dan Igor Tamm.
Konsep plasma tokamak diusulkan dalam kaitannya dengan ide untuk  mengontrol reaksi fusi nuklir.  Dan kini teknik plasma tokamak merupakan  satu-satunya model untuk mengusahakan terjadinya reaksi fusi  termonuklir.  Reaksi fusi terjadi jika inti-inti dari unsur-unsur ringan  bergabung menjadi suatu unsur yang lebih berat
Sebuah mega proyek plasma Tokamak telah direncanakan oleh gabungan  Uni-Eropa Rusia, Amerika Serikat dan Jepang dan akan diputuskan di mana  akan dilakukan pembangunannya pada tahun 1998.  Proyek itu bernama International  Thermonuclear Experimental Reactor (ITER).   Rencananya ITER akan mengkombinasikan beberapa teknik unggul dari  Tokamak yang telah dilakukan di negara-negara anggota.
Plasma Tokamak dan Reaktor Fusi
Konsep plasma tokamak diusulkan dalam kaitan dengan ide untuk  mengontrol reaksi fusi nuklir. Yang paling mudah (secara teoretis)  adalah reaksi antara  dua isotop hidrogen (deutrium dan tritium) seperti  reaksi R1. Reaksi ini  selain membebaskan energi juga melepaskan  neutron cepat dan pembentukan inti atom helium (partikel a ). Dalam  suatu reaktor fusi, zona reaksi dikelilingi oleh suatu selimut dan  selimut ini merupakan daerah konservasi energi (energi terbebaskan dari  reaksi fusi dan energi kinetik neutron) menjadi energi panas.
Kriteria Lawson
Agar temperatur tinggi (T) dapat dipertahankan, kosentrasi  (densitas) inti  n harus cukup tinggi dan kondisi ini harus  bertahan selama waktu pengungkungan energi t  cukup panjang. Suatu formula sederhana yang dikenal dengan Kriteria  Lawson diusulkan pada tahun 1957 oleh Lawson, menunjukkan jika inti-inti  yang mengalami penggabungan  adalah deutrium-tritium maka perkalian nTt  harus lebih besar dari 6 . 1021 dengan satuan n  adalah partikel per meter kubik, t dalam  detik, dan T dalam keV. Kriteria Lawson inilah yang menjadi  standar unjuk kerja dari suatu reaktor Fusi termonuklir. Berbagai  reaktor di dunia terus menunjukkan perkembangan tiga perkalian fusi (triple  fusion product).
Pembangkit plasma dalam Reaktor Fusi themonuklir
Pada umumnya  untuk membangkitkan plasma digunakan pemanasan radio  frekuensi (Radio frequency heating). Sistem  pemanasan ini  dikenal dengan nama Ion Cyclotron Resonance Frequency ( ICRF). ICRF  dioperasikan pada rentang frekuensi 23-57 MHz. Sebagai contoh yang  digunakan oleh JET pemanasan ICRF terdapat 8 unit modul identik, setiap  unit terdiri dari sebuah tandem amplifier, seperangkat tranmisi  koaksial  tersusun  menjadi elemen-elemen. Elemen-elemen ini merupakan  antena yang ditempatkan tepat pada dinding reaktor. Kedelapan generator  RF pada JET memproduksi daya maksimum sebesar 32 MW. Daya tersebut yang  digunakan untuk mengionisasi gas deutrium dan tritium menjadi plasma dan  mempertahankan kondisi plasma. Daya bersih yang digunakan JET untuk  pemanasan plasma ini sekitar 22,7 MW.
Realisasi Energi Fusi untuk Pembangkit Tenaga Listrik
Reaktor Fusi themonuklir yang dikembangkan kini di seluruh dunia  masih menggunakan model Plasma Tokamak. Tidak terdapat perubahan yang  berarti kecuali beberapa kajian yang selalu ditingkatkan untuk  mendapatkan unjuk kerja yang semakin handal.
Energi yang dihasilkan oleh reaksi fusi akan dikonversikan menjadi  beberapa bentuk energi lain seperti energi untuk neutron cepat dan  partikel alpha (inti atom Helium) serta energi sisa. Energi sisa ini  sebagian digunakan untuk menahan kondisi plasma tokamak pada kondisi  kriteria Lawson. Sebagian lain dari sisa energi tersebut akan  dikonversikan menjadi energi panas melalui selimut (blanket) di sekitar  inti reaktor. Selimut ini memanfaatkan energi neutron cepat menjadi  energi panas. Panas yang tersimpan pada selimut melalui sistem  pertukaran panas digunakan untuk menguapkan air. Uap air ini yang  digunakan untuk memutar turbin generator, sehingga energi listrik dapat  dihasilkan seperti yang lazim pada cara konvensional.
Permasalahan yang masih harus mendapatkan penyelesaian serius adalah  tidak mampunya sistem reaktor plasma tokamak tetap menahan keadaan  plasma pada kondisi kriteria Lawson ketika sumber daya pemanasan plasma  (ICRF) diputus. Di dunia hanya satu kali terjadi di Joint European Torus  (JET) dan berlangsung hanya selama dua menit.
Selesai ditulis di Surabaya pada 17 November 2011
Oleh : Muhammad Nur


 
 
 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar
Barokallah . .